Posted in Kisah Berkisah

Gelombang

Saat kau temukan kesedihan mengendap-endap di antara ratusan memori yang membanjiri pikiran.
Sekat-sekat pikiran yang membatasi rindu, pilu, dan duka berhamburan diterpa gelombang yang datang tanpa pertanda
Aku hanya bisa diam
Karena mencoba melawan gelombang hanya akan membuatku tenggelam makin dalam

Aku hanya mengira bahwa gelombang itu tak akan lagi datang, namun ingatan ternyata lebih bersetia dalam kesendirian
Atau mungkin karena selama ini aku melulu menghindar saat aku tahu gelombang itu akan datang
Aku memilih tempat tinggi untuk menyelamatkan diri
Menganalisa kecepatan gelombang dan kekuatan hantamannya dari ketinggian
Semua aku lihat dengan pikiranku
Dan saat gelombang itu datang pada waktu aku tak lagi siaga, aku tergulung gelombang hingga hampir tenggelam

Inilah perjalanan duka yang selama ini aku jalani
Enggan meraba rasa karena aku takut perih luka tak akan pernah sirna
Aku tak mampu merangkai kata atau mengungkap rasa akan duka yang aku punya
Aku membisu tapi rasa di dada memukul-mukul meminta ruang yang seharusnya aku berikan sejak lama

Aku terlalu takut sakit ini tak juga lenyap
Aku takut bahwa duka ini tak pernah usia
Hingga aku lupa bahwa yang tak terungkap dan terus ditekan akan muncul ke permukaan dengan lontaran yang lebih keras

Posted in Kisah Berkisah

Penghujung 2020


Tahun ini Semesta memberikan banyak hal yang terkadang membuatku harus bergelut memahaminya lebih dalam. Keyakinan bahwa semua yang dihadirkan memang hal terbaik buatku dan tentu saja mampu aku hadapi jadi mantra tersendiri yang membuatku bertahan hingga saat ini.

Aku memang tak pernah menaruh keinginan ataupun target atas hidup yang aku jalani. Pun di awal 2020. Aku mencoba menjalani semua yang dihadirkan dengan kesadaran. Mensyukuri apa yang aku miliki dan aku dapatkan. Hingga aku bertemu era di mana banyak hal terasa menghantam begitu dalam. Dan aku menghadapi satu momen yang membuatku limbung dan kehilangan kemampuan mengungkapkan rasa yang ada dalam dada.

Bulan-bulan awal 2020, aku menikmati dengan sukacita hal-hal yang baru saja aku tekuni, hingga Maret yang membuat semua orang harus menjaga dirinya masing-masing. Aku menerimanya dan berdamai dengan rutin baru dalam kondisi yang terkadang membuat emosi naik turun. Hingga aku bertemu bulan lahirku.

Mei. Bulan itu tak akan lagi sama buatku. Bulan yang merupakan bulan kelahiranku dan kini jadi bulan pengingat saat Apih berpulang. Ya… inilah puncak dari segala puncak di tahun 2020 buatku. Satu hari menjelang ulang tahunku yang ke-40, Apih berpulang dan aku mengantarkannya ke tempat terakhir di hari ulang tahunku. Mei buatku tidak akan pernah sama lagi.

Proses kehilangan ini ternyata menerpaku dengan cara yang tak pernah aku kira. Kedekatan kami membuat aku tiba-tiba bisu untuk mengungkap rasa. Semua hanya terpendam dalam dada dan sesekali terurai dalam badai yang hadir begitu saja tanpa bisa dikira. Dan seperti biasa, aku menyimpan sakit, rinduku pada Apih dalam diam. Dalam dada yang terasa sesak dalam panas mata yang kutahan agar tak meneteskan air mata. Aku berduka dalam diam.

Apakah semuanya telah aku lewati? Tentu saja belum usai. Perjalananku masih begitu panjang. Badai-badai kecil dan terkadang besar masih seringkali menyambangiku dan aku berusaha mengurainya perlahan dengan banyak cara. Namun terlepas dari kesulitanku mengungkap, ada orang-orang terdekat yang selalu hadir buat memberi peluk. Buatku, peluk adalah bahasa rasa yang bisa membuatku sedikit menarik napas lebih panjang.

Tahun ini sepertinya tahun di mana aku mengantar orang-orang terdekatku. November, adikku akhirnya menikah. Pernikahan yang telah lama direncanakan namun baru terealisasikan. Apa peranku? Aku mengantarnya menuju hari itu dengan segala polemiknya. Namun, Semesta memang memberikan semuanya dengan lengkap. Semuanya hadir pada saat yang tepat dan aku berbahagia atas proses adikku.

Semua proses yang aku jalani memang terasa berat. Kesadaran untuk menerima semuanya yang akhirnya membuatku tetap ‘waras’. Masih banyak hal yang perlu aku benahi. Masih banyak hal yang ingin aku lakukan. Di balik semua proses yang tak mudah itu, syukur selalu aku ucapkan atas orang-orang yang hadir buatku, atas semua berkat yang diberikan untukku. Terima kasih… terima kasih… Semesta.